Jawab : Hadis "Lā ghibata li-fāsiqin" (لا غيبةَ لفاسِقٍ) tidak sahih sejauh yang saya ketahui. Namun, para ulama menyebutkan ada enam keadaan di mana ghibah diperbolehkan:
- Jika seseorang secara terang-terangan menampakkan kefasikan.
- Dalam konteks meminta fatwa (istifta’).
- Dalam kasus pengaduan atas kezaliman yang dialami (tazhallum).
- Demikian juga dalam mencela (mengkritik) para saksi.
- Dalam mencela (mengkritik) perawi hadits.
- Demikian juga dalam memberikan nasihat, yaitu ketika seseorang meminta pendapat dan berkonsultasi denganmu.
Dalam enam
kondisi ini, ghibah tidak dianggap sebagai sesuatu yang terlarang. Misalnya:
- Dalam dalam mencela (mengkritik) para saksi dan perawi (hadits).
- Dalam meminta fatwa, seperti seorang
wanita yang bertanya apakah dia boleh mengambil sebagian harta suaminya
karena suaminya pelit dan tidak memberikan haknya.
- Dalam mengadukan kezaliman, seperti
seseorang yang bertanya apakah dia boleh menggugat atau mengambil harta
orang yang menzaliminya sebagai ganti haknya.
Jika
seseorang menampakkan kefasikan secara terang-terangan, maka menyebutkan
keburukannya tidak termasuk ghibah. Misalnya, jika seseorang dengan sengaja
mencukur janggutnya atau mengenakan pakaian melebihi mata kaki (isbal),
lalu ada orang yang menyebutnya demikian, itu bukanlah ghibah. Sebab, dia
sendiri yang menampakkan perbuatan tersebut dan tidak menyembunyikannya. Semoga
Allah memberikan keselamatan kepada kita semua.
(Sumber : https://binbaz.org.sa/fatwas/3700/ ما-الاحوال-التي-تجوز-فيها-الغيبة)
(diterjemahkan oleh Abu Abdirrahman Benny)
: السؤال
في حقِّ مَن تجوز الغيبة؟ وهل يصحّ حديث: "لا غيبةَ لفاسِقٍ"
الجواب :
الحديث ليس بصحيحٍ فيما أعلم
لكن ذكر العلماءُ ستة أشياء، تجوز فيها الغيبة :
إذا أظهر الفسق.
وهكذا في الاستفتاء.
وهكذا في التَّظلم.
وهكذا في جرح الشهود، وجرح الرواة.
كل هذه أمور لا بأس فيها.
وهكذا في المُناصحة؛ أن يستنصحك ويستشيرك.
فهذه الأمور الستة ليس فيها غيبة: عند جرح الشهود، عند جرح الرواة، عند المُستفتي الذي يستفتيك عن كذا وكذا: تستفتيه امرأةٌ أن تأخذ من مال زوجها؛ لأنه بخيلٌ ما يُعطيها حقوقها، يستفتيك في إنسانٍ ظلمه: هل خاصمه؟ هل يأخذ من ماله مقابل حقِّه؟ وما أشبه ذلك.
فالإنسان إذا أظهر الفسق لا غيبةَ له: إذا أظهر حلق اللحية، وقال إنسانٌ: هذا فلان محلوق اللحية، ما هي بغيبة، وإذا كان يُسبل ثيابه وقال بعضُ الناس فيه: إنه مُسْبِلٌ، ما هي بغيبةٍ؛ لأنه أظهرها، هو الذي أظهر المعصية، هو الذي فضح نفسه، فلا يُسمَّى: مُغتابًا -نسأل الله السلامة
Tidak ada komentar:
Posting Komentar